Doa-doa kita sebenarnya sudah dikabulkan oleh-Nya.
Tapi kita terlalu fokus dalam kubangan luka,
sehingga tak menyadari bahwa doa-doa kita sebenarnya sudah dijawab oleh-Nya.
Aku pernah membaca sebuah cerita. Seorang ahli ibadah berdoa kepada Allah untuk dikaruniai dua potong roti, segelas susu dan segelas air tanpa harus bekerja setiap harinya. Sehingga, dengan begitu ia dapat beribadah kepada Allah tanpa harus lelah bekerja. Maka, Allah kabulkan do’anya dengan cara yang tak disangka-sangka; tiba-tiba ia difitnah sangat kejam sehingga pada akhirnya ia harus diseret ke penjara. Selama di penjara, ia diberi makan dua potong roti, segelas susu dan segelas air tanpa ia harus lelah bekerja. Allah kabulkan doanya persis seperti yang ia pinta. Seharusnya seperti harapannya, ia dapat beribadah dengan khusyu’. Tapi apa yang terjadi? Ia justru meratapi nasibnya yang sungguh merana. Ia tidak dapat melihat, bahwa doanya sebenarnya sudah dikabulkan oleh-Nya.