Hallo, Germany! I'm Coming!
October 13, 2021Rabu, 13 Oktober 2021.
Hari ini adalah beberapa hari sebelum rencana keberangkatanku ke Jerman. Semakin menyadari bahwa ada rasa-rasa kehilangan yang mulai muncul karena aku akan meninggalkan keluargaku, teman-temanku dan hal-hal lainnya di Indonesia. Menyadari sebuah kenyataan lainnya bahwa aku di Jerman akan hidup di suatu kota yang aku belum pernah dengar sebelumnya seorang diri tanpa keluarga inti dan belum menemukan satu pun orang Indonesia yang tinggal di sana. Rasa syukurku tetap besar kepada Allah karena Tuhanku ini menempatkanku di suatu kota yang berdekatan dengan tiga kota besar. Salah satunya adalah Kota Hannover di mana aku dulu sempat tinggal di sana tujuh tahun yang lalu. Teman-teman Indonesiaku masih banyak yang tinggal di sana dan mereka berulang kali memastikan kapan keberangkatanku. Kita semua sama-sama bahagia karena bisa bertemu lagi setelah sekian lama. Rasa ini menyenangkan, menjalar ke seluruh aliran darahku karena aku semakin yakin bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkanku seorang diri.
Keputusanku untuk kembali ke Jerman tahun ini adalah keputusan yang amat sangat mendadak. Semenjak aku kembali ke tanah air di tahun 2014, sering sekali terlintas dalam pikiranku untuk kembali ke sana suatu hari nanti. Entah bagaimana caranya, aku tidak tahu. Yang aku tahu, selama tujuh tahun lintasan pikiran itu menjadi doa yang aku pikirkan secara tidak sadar dan Tuhanku ini mendengar semua yang aku pikirkan, lalu mempersiapkan diriku ini secara bertahap selama tujuh tahun. Aku yang dulu, yang masih memiliki banyak trauma, yang sering membuat salah paham orang lain karena wajahku terlihat galak, penuh berisi pikiran negatif dalam menjalani hari, overthinking dengan masa depan dan segudang sikap yang melelahkan diri sendiri dan orang lain di sekeliling aku tentunya. Allah ajarkan aku pelan-pelan melalui ujian-ujian-Nya yang datang bersamaan layaknya banjir bandang sehingga membuatku memutuskan untuk banyak belajar ilmu-ilmu baru agar aku bisa menyelesaikan ujian-ujian ini satu persatu.
Pada akhirnya, aku berubah menjadi jauh lebih baik. Nadhira yang sekarang adalah Nadhira yang sangat ceria dan bahagia dalam menjalani hari, yang tidak ingin lagi terlalu memikirkan masa depan yang belum terjadi karena menyadari bahwa pikiran itu adalah doa yang tak terucap. Aku tidak mau, hal buruk terjadi karena bermula dari pikiranku sendiri yang menjadi doa. Aku latih diriku sendiri untuk tidak memikirkan hal-hal masa depan yang belum terjadi dan berusaha menjalankan kehidupanku yang terbaik di hari ini. Aku di tahun 2021 ini adalah seorang wanita yang terus berusaha menjaga koneksi antara diriku dan Tuhanku, yang setiap paginya selalu berkata kepada Allah dengan ceria : “I have no complain, ya Allah. Aku terima apa yang Engkau pilihkan di hari ini dan aku percaya bahwa yang Engkau pilihkan untukku adalah wujud sayang-Mu kepadaku. Aku amat sangat exciteeeddd atas apa yang akan Engkau pilihkan dalam kehidupanku di hari ini, yuhuuuuu!”
Mungkin itu sebabnya, Allah izinkan aku untuk ke Jerman tahun ini dengan proses yang amat sangat cepat. Saat aku pasrah karena antrian visa panjang sekali, Allah izinkan aku mengurus visa dua bulan lebih cepat dari perkiraan yang sempat diberikan dari pihak kedutaan. Bisa jadi karena banyak orang yang mengantri tidak jadi untuk mengurus visa, sehingga antrianku jadi lebih maju, aku tidak tahu. Yang jelas semuanya dipermudah oleh Allah dengan situasi-situasi yang aku sendiri sebagai manusia tidak terpikirkan. Alhamdulillah.
Keluar dari zona nyaman ke negara yang dituntut serba mandiri, bahkan orang bilang Jerman itu negara yang keras dari aturannya, standarnya, orang-orangnya dan lain sebagainya. Aku yang dulu mungkin akan takut lalu muncul pikiran-pikiran negatif yang berisi : “Jangan-jangan nanti aku diginiin, jangan-jangan nanti aku begini dan begitu.” Tetapi aku yang sekarang bisa dengan tenang mengatakan : “Memang kenapa kalau Jerman negara yang keras dan banyak aturan? In Syaa Allah aku akan tetap bisa bahagia di situasi yang tidak ideal. Karena kebahagiaan itu aku yang bentuk sendiri bukan orang lain. Bantuan Allah itu tidak harus datang sama persis. Di Indonesia, aku lebih mudah dibantu oleh keluarga atau orang lainnya, merasa aman karena ada keluarga, diantar jemput ke mana-mana lebih mudah. Di Jerman, mungkin aku tidak mendapatkan bantuan itu, tetapi Allah ganti dengan bantuan lain. Aku punya teman-teman di Jerman yang siap memberikan saran jika aku butuh info sesuatu, ada agenku @dvschule yang tetap masih bisa dihubungi kalau ada hal-hal yang aku tidak paham dan membantuku memberikan solusi sehingga aku bisa menyelesaikan sendiri di Jerman. Intinya, Allah tidak akan membiarkan aku sendiri. Pasti Tuhanku ini akan mengirimkan bala bantuan-Nya jika melihat aku butuh bantuan.”
Aku saat ini, amat sangat menunggu-nunggu dengan rasa penasaran yang tinggi layaknya anak kecil yang menunggu dengan ceria berita baik dari orang tuanya—sampai pada akhirnya mengetahui mengapa Allah menempatkan aku di kota tempat kerjaku sekarang? Mengapa Allah memilihkan aku jurusan kerja sosial yang ini? Manfaat apa yang bisa aku berikan selama aku tinggal di Jerman nanti? Apa yang menungguku di sana sehingga semua prosesnya dipercepat oleh Allah? Perbedaan apa yang nanti aku rasakan saat aku dulu tinggal di Jerman dengan pola pikir yang masih negatif seperti itu dengan aku yang sekarang tinggal di Jerman dengan pribadi yang jauh lebih positif dari sebelumnya?
owww, intinya I’m so excited!
Terima kasih Ya Allah karena sudah memberikan kepercayaan-Mu kepadaku untuk melalui perjalanan ini. I Love You, Allah! 💖
-----------------
Nb : aku akan sangat senang sekali kalau kalian bisa meninggalkan jejak di kolom komentaar 😆 Thank You!
26 comments
Alhamdulillah cerita Dhira bikin aku jadi lebih percaya lagi dan ketakutan ku diperantaun sedikit terobati.
ReplyDeletePadahal aku sendiri yang menginginkan untuk jauh dari lingkungan yg dulu. Lingkungan rumah dan kota yang aku rasa sudah bikin aku sedikit toksin dengan keadaan. Allah kabulkan dengan memberi rezeki yang lebih baik dari pekerjaan yang dulu tapi jauh dari keluarga. Mungkin ini cara Allah buat aku lebih mandiri, mengenal lebih banyak dunia luar or masyarakat. Sekaligus ujian keimanan juga hehehehe. Karena aku juga harus sendirian disini tanpa keluarga namun menemukan keluarga baru dari sahabatku.
Berpikir sekali lagi, Allah ingin aku berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tidak insecure sama diri sendiri, mengajariku arti bahagia yg sederhana terlebih aku bisa mengambil keputusan aku sendiri.
Jadi curhat hehehehe.
Semoga Dhira selalu dalam lindungan Allah, menemukan bahagia yang Dhira inginkan. Tak lupa bersyukur Allah mempertemukan aku dengan Dhira meski hanya sebatas dunia Maya. Semoga suatu hari bisa bertemu.
Sungguh semangat Dhira bikin nular. Salam ukhuwah 😊
hai dhiraaa, selalu ditunggu yaa update blog nyaaa
ReplyDeletesemoga perjalnan ke jerman dimudahkan dan banyak hal baik yang menunggu di sana
Fii Amanillah Mba Dhira, Allah mudahkan dan jaga selalu Mba Dhira dimanapun ❤️ take care
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak dhiraa semoga perjalanannya menyenangkan. Btw kak aku jdi lebih semangat setelah baca tulisan kak dhira, aku jdi ngrasa ga sendiri di rantau
ReplyDeleteSemoga Allah mudahkan perjalanan mba Dhira untuk ke german, ditunggu mba blog selanjutnya tentang german. Tulisan2 mba dhira sllu menginspirasi aku, makasih yh mba udh bantu aku buat lewatin masa2 sulit dihidupku. tiap kali ngerasa hidup berat bngd aku langsung scroll ig mba dhira buat baca tulisan2 mba yg buat aku yakin dn percaya klo Allah akn bantu aku buat lalui situasi yg berat ini������
ReplyDeleteSehat selalu mba Dhira 🥰
ReplyDelete"Aku latih diriku sendiri untuk tidak memikirkan hal-hal masa depan yang belum terjadi dan berusaha menjalankan kehidupanku yang terbaik di hari ini"
ReplyDeleteTerimakasih ka Dhira, kalimatmu pagi ini cukup untuk ku menjalani hari yang biasanya diawali ketakutan kini dimualai dengan menyenangkan .. semoga Allah senantiasa Ridho atas segalanya untukmu, salam manis dariku, mega🖤
Energi positif itu sampai hingga kesini, menular sekali maasyaAllah..
ReplyDeleteSemoga Mba Dhira selalu dalam lindungan Allah, selalu diberi kemampuan dalam melewati setiap fase perjalanan ini dengan baik ✨ terimakasih sudah menulis tulisan ini, banyak kebaikan menular dan membuat org tergerak jadi lebih baik lagi insyaAllah termasuk diriku. Barakallah Mba Dhira, kebahagiaan selalu membersamai ❤
Hi, Mbak Dhir
ReplyDeleteSenang sekali bisa baca tulisan ini. Membawa aura positif untuk orang-orang yang sedang diliputi keraguan.
Selamat melanjutkan perjalanan, Mbak Dhira.
Hi kak, terima kasih ya sudah buat tulisan bagus ini, aura positifnya nyampe sinii ❤❤
ReplyDeleteSemoga Allah bersamai setiap langkah kakak yaa, aamiin..
semoga selalu dilindungi Allah di setiap langkahnya... aamiin...
ReplyDeleteSelalu suka dengan tulisan kak Nadhira, dan pengen banget bisa langsung sharing dan berdiskusi bareng kak Nadhira. Semoga Allah selalu jaga.
ReplyDeleteHati2 di Jerman. Semoga makin bercahayakan iman Dhira ����
ReplyDeleteMbaaak dhirrr, selamat menjalani kehidupan di Jerman nantiii 💕
ReplyDeleteHalo Kak Dhira. MaasyaAllah bersyukur sekali diriku bisa menemukan seorang Kak Dhira (pertama kali nonton Kak Dhira saat live streaming bareng SOY), dari sana banyak sekali inspirasi2 yang aku dapat. Ini blog pertama yg aku baca tentang Kak Dhira (gk sabar mau baca yg lainnya) Terima kasih banyak atas kata2 yg begitu positif, aura itu sepertinya langsung menular, aku semakin ingin belajar dari Kak Dhira, fii amanillah ya Kak, semoga selalu dalam lindungan Allah. Ku tunggu blog terbaru tentang Jermannya.
ReplyDeleteSemoga Cinta Allah memeluk di setiap keadaan.fii Amanillah, kak Dhira.
ReplyDeletebaca ini aku teringat mimpi lama, ingin keluar negeri. energi baik yang kudapat dari membaca tulisan ini semoga bisa menghidupi mimpi tersebut... Allahumma amiin
Vier Erfolg, Dhira😍
ReplyDeleteAssalamu'alaikum..
ReplyDeleteOya mba klo boleh tau mba sekarang tinggal di negara mana ya? ��
Terima kasih kak Dhira, berkat tulisan kakak, aku seolah dapet "tamparan" bahwasanya aku betulan nggak akan ditinggalkan oleh Allah seorang diri. Terima kasih untuk tulisan yang berharga nya kak. Semoga kak Nadhira selalu ada dalam lindungan Allah.
ReplyDeleteAssalamualaikum mba Dhira, aku pembaca setia Blog mu saat mba Dhira masih kerja di Jerman dan saat mas Asa masih disana juga. Menikmati cerita mba Dhira tentang kehidupan disana, menikmati cerita fiktif 4 pria berdarah jerman Indo, kisah Az dan An dan lain-lain. Ketika mba Dhira aktif menulis di IG, sesekali aku tengok blog ini berharap mba Dhira menulis disini. Entah kenapa tulisan di blog berbedan vibe nya dengan Instagram hehe
ReplyDeleteDan seneng banget pas aku buka blog ini, ada beberapa tulisan update dari Mba Dhira. Selamat menulis kembali di Blog yah mbaa dan izinkan aku menikmati tulisanmu.
Oh iya, semoga Allah memberi perlindungan dan keberkahan dimanapun mba Dhira berada :)
Dhira, ini Indah. Denger dari orang Indonesia yang di Bielefeld katanya lagi di Jerman. Minta alamat Email ya say, biar bisa share no. Hp. Danke und bis bald 😘
ReplyDeleteTehhhh, alhamdulillah akhirnya bisa tersambung sama teteh juga akhirnyaa. Senangnyaaa. E-mail aku : nadhira.arini@gmail.com. Ditunggu nomor hpnya, teeh :D
DeleteMasya Allah, mba Dhira. Sekarang semuanya terjawab ya mba. Ternyata Allah sudah menyiapkan pangeran berkuda putih untuk menikahi mba Dhira. Terharu, Allah Yang Maha Tahu jalan terbaik untuk hamba-Nya.
ReplyDeleteMba Dhira.. Pngn tlp dong.. Pngn sharing, pngn cerita langsung.
ReplyDeleteMasyaallah Tabarakallah mba dhir, Sekarang Allah tunjukkan hadiah terbaik yang mba tunggu, insyaallah mudah mudahan jadi pasangan Dunia akhirat. Sosok pendamping hidup yang ternyata ada di Jerman
ReplyDeleteTerimakasih, semua tulisan mba dhir begitu indah dan menuntun aku banget untuk pelan-pelan menerima semua yang telah dan akan terjadi insyaallah