Gadis kecil berusia delapan tahun itu, selalu terlihat terduduk manis di depan jendela besar di ruang tamu. Maaf ralat, tidak selalu. Hanya ketika bulan purnama muncul di atas langit kelam, ia di sana. Duduk manis dengan gaun tidur putih panjangnya di atas sofa empuk berwarna merah. Rambut pirangnya sengaja tidak diikat, dibiarkannya tergerai begitu saja. Sesekali angin malam menggoyangkan rambutnya lembut sekedar untuk menemani sang angin berdansa menyambut kedatangan sang purnama yang tidak datang setiap hari.
HALLOO, SEMUAAA!!
Hari ini akhirnya gue dan Insany,
ngumumin pemenang Sayembara Musikalisasi Puisi
di Buku Ketika Dhira Jatuh Cintaaa!!
Penantianku mungkin berujung kamu.
Sang Pangeran yang sedang melaju.
Banyak jalan gelap di sekitar istanaku,
Sayangnya, hanya sedikit aku bisa membantumu.
Memberimu ratusan jejak lilin dalam gelas di atas rumput hijau yang membeku.
Berdoa, semoga mereka bisa menjadi petunjuk arahmu menujuku.
Harapku, semoga kau tak menemui jalan buntu.
Cukup ikuti cahaya itu,
karena tak lama lagi, kau akan melihatku.
Menunggumu dengan sabar di istana kelabu,
dengan senyuman manis untukmu.
#MalamTantanganOneWeekOnePaper(OWOP)
#NarasiSingkatDariGambar
(Picture by : Google)
"Sungguh kau buatku bertanya-tanya
Dengan teka-teki teka-tekimu
Terkadang ku merasa hampir tak mampu
Menghadapi kamu dan semua tanda tanyamu~"
Raisa - Teka Teki
****
“Ayah sih, gara-garanya.“ Az cemberut menatap ayahnya.
Sang ayah membelakkan kedua matanya, “Loh, kok ayah yang disalahin? Kan yang salah kita bertiga.“
An menyenggol kaki ayahnya dengan pantatnya, “Kan ayah udah gede, jadi ayah yang salah dong.“ Ujar An tidak terima.
Sang ayah membelakkan kedua matanya, “Loh, kok ayah yang disalahin? Kan yang salah kita bertiga.“
An menyenggol kaki ayahnya dengan pantatnya, “Kan ayah udah gede, jadi ayah yang salah dong.“ Ujar An tidak terima.
Untukmu, Sang Pangeran,
yang namanya mungkin sudah Allah bisikkan dalam sebuah keyakinan.
Aku kira, kau sudah menemukanku.
Tapi aku tidak tahu, apakah itu benar kamu.
yang namanya mungkin sudah Allah bisikkan dalam sebuah keyakinan.
Aku kira, kau sudah menemukanku.
Tapi aku tidak tahu, apakah itu benar kamu.
Ia bernama Hati, senangnya bermain sana sini.
Hati itu bila di gambarkan seperti gadis yang imut rupanya,
menyenangkan tingkahnya, juga polos kelakuannya…
Banyak yang menyukainya,
Banyak yang ingin mendekatinya…
Hati itu bila di gambarkan seperti gadis yang imut rupanya,
menyenangkan tingkahnya, juga polos kelakuannya…
Banyak yang menyukainya,
Banyak yang ingin mendekatinya…
Hari senin kemarin, biasa di grup Whatsapp komunitas menulis One Week One Paper (OWOP), ngadain acara seru lagi setiap jam 8 malem sampe batasnya maksimal jam 12 malem. Acara serunya itu buat narasi atau puisi dari sebuah gambar yang ditentuin sama adminnya.
Gambarnya macem-macem tiap minggunya. Suka-suka adminnya mau kasih gambar apa. Dan dikasih gambarnya pas jam delapan malem, jadi biar kejutan gitu. Biar kita kreatif buatnya.
Gambarnya macem-macem tiap minggunya. Suka-suka adminnya mau kasih gambar apa. Dan dikasih gambarnya pas jam delapan malem, jadi biar kejutan gitu. Biar kita kreatif buatnya.
Gue duduk dalam diam ngeliat sahabat gue sendiri, bercerita tentang kisahnya yang secara ga sadar menyayat hati gue. Kisah yang sebenarnya banyak dialami oleh sebagian besar wanita. Kisah yang sulit, sebuah kisah yang banyak diantara wanita harus berjuang melewatinya.