Hanya Doa yang Dapat Terucap...
October 13, 2013Lieber Herr Kalter Wind...
Teruntuk Tuan Angin Dingin...
Yang setia menemani perjalanan saya setiap saat di akhir Musim Gugur ini...
Boleh tidak saya meminta tolong?
Tolong, beri tahu temanmu Si Angin Dingin yang lain yang tinggal di Indonesia,
Untuk selalu menghembuskan angin sepoi-sepoi segar di sekeliling ayah saya, ketika ayah saya kepanasan oleh panasnya sinar matahari Jakarta yang tidak ada ujungnya.
Tolong, beri tahu juga kepada temanmu Si Angin Dingin yang lain untuk jangan berada terlalu dekat dengan ibu saya, sehingga ibu saya tidak kedinginan dan masuk angin lagi.
Kamu tau tidak wahai Herr Kalter Wind, saya sedih sekali kalau melihat ibu saya sakit karena temanmu Si Angin Dingin yang itu, berhembus terlalu kencang ketika ibu saya lewat mengendarai motor tua kesayangannya.
Tolong juga, beri tahu temanmu Si Angin Dingin yang itu, bahwa ia boleh bermain-main berhembus pelan di sekeliling adik saya Hana dan menghempas jauh-jauh debu-debu kotor di jalan raya, agar wajahnya terbebas dari debu-debu nakal yang bisa membuat wajahnya berjerawat.
Tolong juga, beri tahu temanmu Si Angin Dingin yang ada di lapangan bola itu, untuk bersama bermain bola bersama adik saya Fikar dan menghembuskan anginnya ke arah bola yang ia tendang agar masuk gawang.
Ah ya, tolong juga beri tahu temanmu Si Angin Dingin Musim Gugur yang tinggal di Leipzig untuk tidak berhembus terlalu kencang di sekeliling adik saya, Asa. Saya tidak suka kalau ia sakit dan terbatuk-batuk tiada henti sepanjang hari karena temanmu itu terlalu kencang berhembus.
Satu lagi, tolong beri tahu kepada temanmu yang tinggal di Surabaya. Kalau ibu dan adik saya, Izzan sedang di sana, jangan berhembus ke tempat lain. Berhembuslah di sekeliling mereka. Berikanlah angin segar, agar mereka tidak kepanasan. Kamu tahu sendirikan wahai Herr Kalter Wind, Surabaya itu panasnya minta ampun? Jangan pura-pura tidak tahu. Kamu pasti tahu :)
Permintaanku tidak banyak, kan? Kamu pasti bisa memenuhinya. Terima Kasih.
Liebe Grüße,
Salam Sayang,
Dhira
Liebe Frau Dolle Regnet,
Teruntuk Nyonya Hujan Lebat,
Yang dingin airnya sedingin es ketika turun di Musim Gugur tahun ini...
Permintaan tolongku cuma satu,
Tolong, turunnya ketika kami semua (ayah, ibu dan adik-adik saya) sudah sampai rumah yaa... hehe
Kasihan, cucian ibu saya jadi tidak kering-kering...
Nanti, keluarga saya jadi harus pakai baju Side A, Side B lagi, karena bajunya belum ada yang kering...hehe
Kasihan, ayah saya jadi bersin-bersin dan menjadi kurang maksimal ketika mengisi training karena badannya kurang sehat :(
Saya sedih, kalau adik-adik saya sakit karena kamu turun terlalu sering dan terlalu lebat.
Ah ya, benar. Tolong jangan keseringan menangis, nanti rumah saya kebanjiran hehe
Liebe Grüße,
Salam Manis,
Dhira
Engkau kirimkan malaikat-malaikat tanpa sayap sebagai penuntun jalanku kepada-Mu...
Engkau kabulkan doa-doaku yang sekiranya pantas untukku...
Hanya dua kata yang sanggup aku ucapkan kepada-Mu, ya Allah...
"Aku mencintai-Mu"
Liebe Grüße,
Salam Rindu,
Dhira
6 comments
semoga Allah selalu mencintai Mbak Dhira sebagaimana orang tua-mu selalu mencintai kami yang di Indonesia
ReplyDeletehow beautiful your words :)
ReplyDeleteindah sekali do'a2 nya, sampai tak terasaairmata ikut meleleh...
ReplyDeleteHuhuhu... Terharu bacanya Nduk. Mama bangga sama kamu. Ya Allah tlg jaga anakku ini dan kabulkanlah doanya ya Allah.. Amiin
ReplyDeleteOh Gott, ist dein Herz so schön. Du bist wie eine kostbare Perle. Du bist wie ein Diamant in der Mitte von einer Sammlung von gold-verzierten Gold. Ich weiß wirklich nicht bereuen Ihren Blog lesen seit 2 Jahren. Vielen Dank meiner Schwester Dhira :)
ReplyDeleteI really sory, if any mistake with my words, I just learn Dutch.
Interesting
ReplyDelete