Jungfraujoch, Sang Puncak Tertinggi Pegunungan Alpen~ Part 1

July 18, 2014

Tanggal 25 Juni sampai tanggal 3 Juli kemarin, kita berdua ciwi-ciwi berkerudung ini, yaitu gue dan temen seperjuangan gue, Rara. Mutusin buat travelling bareng. Khusus yang tanggal 27 Juni ini, jadwal kita untuk jalan-jalan ke Swiss. Tujuan utamanya yaa, untuk naik pake kereta ke puncak tertinggi Pegunungan Alpen. Nama Puncaknya : Jungfraujoch (di baca : yungfrauyoh).

Pertanyaannya : "Kan puncak Gunung Alpen ada banyak? Kenapa milihnya yang paling tinggi?"
Jawaban gue : "Karena puncak-puncak yang lain sudah terlalu banyak jadi tempat-tempat foto para turis dan tentunya sudah terlalu mainstream...Kami, adalah traveller anti-mainstream. Hehe"

 photo m052.gif  photo m052.gif  photo m052.gif

Jadi, setelah perjuangan panjang naik kereta selama kurang lebih tujuh jam-an dari Luxembourg dan bolak balik pindah kereta sampe empat kali. Karena sempet ketinggalan kereta di Basel, gara-gara kereta Belgia yang kita naikin, berhenti ampe dua jam lebih tanpa sebab yang jelas. Udah gitu, kita sempet pindah gerbong dua kali di dalem kereta itu. Yang pertama, karena gerbong yang kita masukin pertama kali menimbulkan bau campuran antara bau got dan kentut yang udah lama gak di keluarin di dalem perut. Baunya naudzubillah banget. Hueks.
 photo m061.gif  photo m061.gif  photo m061.gif
Yang kedua di gerbong kereta sebelahnya ACnya mati dan kita baru tahu, klo gerbong di sebelahnya gerbong yang ACnya mati, ACnya jalan. Padahal, kita udah duduk dua jam kayak di sauna di gerbong yang ACnya mati itu. Soalnya kita pikir, kereta-kereta Belgia ga ber AC. Soalnya kereta sebelumnya yang kita naikin dari Brussel ke Brugge dan dari Brugge ke Luxembourg, ACnya juga ga berasa. Intinya, kesialan selalu melanda kita berdua klo naik kereta-kereta yang asalnya dari Belgia. Terkutuklah para kereta-kereta berlambang 'B' -,-"
 photo m206.gif  photo m206.gif  photo m206.gif
Alhamdulillahnya, kita masih bisa ngejar kereta terakhir ke Interlaken West. Kota di Swiss, tempat kita nginep semalem. Ga semalem deng, beberapa jam doang. Karena kita nyampe sana, udah malem banget -,-" Untungnya, Swiss masih pake Bahasa Jerman. Jadi, keluar kereta tak berperi kemanusiannya Belgia, kita langsung cari pusat informasi dan gue bisa dengan cepet nanya ke petugasnya kereta berikutnya pake Bahasa Jerman. Ngeliat Rara udah kasian banget, capek gitu mukanya dan dia yang dari tadi ngidam coca cola dingin belom kesampean beli. Untungnya, kereta terakhir masih setengah jam lagi berangkatnya, jadi dia bisa mampir beli Coca Cola dulu di Mini Market stasiun.

Singkat cerita, pas nyampe di Interlaken West, semua udah gelap banget. Mau nanya ke orang, bingung mau nanya ke siapa. Penginapannya katanya 10 menit dari Stasiun Interlaken West. Tapi klo udah gelap gini, nyarinya gimana, bro? Kaga ada internet di Hp. Akhirnya, karena buru-buru, kita nanya ke mbak dan mas yang lagi masukin barang ke mobilnya. Taunya, mereka orang Amerika yang tinggal di sana dan Alhamdulillahnya di handphone mereka ada Google Map, jadi bisa nyari di mana lokasi penginapannya. Karena deket, apalagi naik mobil, mereka nawarin buat nganterin ke sana. Kita langsung setuju karena capek berat.
 photo m068.gif  photo m068.gif  photo m068.gif
Gue sama Rara ga begitu takut naik mobil asing itu, karena ini masih masuk wilayah Swiss. Peraturannya mirip-miriplah sama Jerman. Ketat. Klo mereka ngapa-ngapain kita, bisa langsung lapor dan mereka juga kan warga asing, pasti takut macem-macem di Negara orang. Gue bisalah dikit-dikit ngelapor ke pihak berwajib pake Bahasa Jerman, klo mereka macem-macem. Lain klo di tawarin tumpangannya di Spanyol, kudu mikir ulang kita. Penjahat Spanyol mirip-mirip Penjahat Indonesia, ngeri~
 photo m162.gif  photo m162.gif  photo m162.gif
Alhamdulillahnya, kita sampai dengan selamat dan langsung tepar. Besok pagi, setelah sarapan, pagi-pagi kita udah harus cabut ke Interlaken Ost, karena kereta yang menuju ke Jungfraujochnya startnya dari situ. Jadi, sebelum beli tiket kereta ke atas, kita harus nitipin koper kita ke loker stasiun biar gausah di geret-geret. Berhubung mata uangnya beda, bukan Euro. Jadi, kita harus nuker uang dulu buat masukin koin buat loker. Gila, Swiss muahaal buangeet harganya di mana-mana.. Ih, sebeeel~

Nah, setelah beli tiket, kita dapet jadwal kereta yang naik ke atasnya. Jadi sistemnya, kita bisa berhenti di stasiun yang kita mau. Ada jam-jamnya kapan kereta selanjutnya dateng. Klo kita mau berhenti di suatu stasiun, berarti kita harus nunggu jadwal kereta selanjutnya yang jalan ke stasiun setelahnya. Rata-rata kereta selanjutnya itu munculnya 30 menit sekali. Ada banyak jalur yang bisa di lalui para turis. Dua jalur besarnya itu bisa milih mau dari Interlaken Ost - Lauterbrunnen - Wengen - Kleine Scheidegg - Jungfraujoch atau lewat jalur Interlaken Ost - Grindelwald - Kleine Scheidegg - Jungfraujoch. Karena kita penasaran sama pemandangan di Grindelwald (karena namanya aneh dan unik), kita mutusin lewat jalur :  Interlaken Ost - Grindelwald - Kleine Scheidegg - Jungfraujoch. Sampai di Grindelwald, kita berdua mutusin untuk turun di sana buat foto-foto dan nunggu kereta selanjutnya yang ke Stasiun Kleine Scheidegg, 30 menit kemudian.
 photo m062.gif  photo m062.gif  photo m062.gif
Tapi karena, kita ga punya waktu banyak di Grindelwald, jadi kita ga bisa menyusuri daerah itu. So, kita cuma bisa foto-foto di stasiunnya aja. Padahal di gambarnya, ada kayak gambar danau keren gitu. Tapi gatau deh di belah mananya. Jadi deh, kita cuma foto-foto biasa dan mengambil kesimpulan kalo, Grindelwald ternyata biasa aja *padahal karena ga ada waktu meng-explore lebih aja hehe*
Ini dia Foto2nyaa :
 (Klik untuk memperbesar)
Keren, ga? :p
 photo m105.gif  photo m105.gif  photo m105.gif
Pas, jam 11.09 kereta yang mau bawa kita ke Stasiun Kleine Scheidegg datang. Sebenernya, kita lewat stasiun-stasiun kecil lainnya. Tapi berhubung, kita ga punya waktu banyak, akhirnya stasiun itu kita lewatin. Langsung tancap ke Kleine Scheidegg. Di perjalanan, dari Grindelwald ke Kleine Scheidegg, Subhanallah banget pemandangannyaaaa. Saljunya mulai ada di mana-mana. AAAAA~
 photo m015.gif  photo m015.gif  photo m015.gif
Perjalanan dari Grindelwald ke Kleine Scheidegg
(kurang lebih 30 Menit)
 photo m084.gif  photo m086.gif  photo m084.gif
-Kleine Scheidegg-
Di sini udah mulai dingin. Saljunya udah menyebar di mana-mana.
Angin yg muncul udah angin dingin~
 photo 64.gif  photo 64.gif  photo 64.gif
 photo 83.gif  photo 85.gif  photo 83.gif
Belum sampe atas puncaknya aja gue udah terpesona sama pemandangan di Kleine Scheidegg. Gue jadi inget kutipan ayat surat Ar-Rahman : فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ : "Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah, yang kamu dustakan?" Segini aja, indahnya udah minta ampuun. Apalagi surga, Ya Allah #speechless
 photo m014.gif  photo m014.gif  photo m014.gif
Kalau kita sudah sampai di Kleine Scheidegg, tandanya kurang lebih 50 menit lagi kita sampai di puncak tertinggi Pegunungan Alpen, Jungfraujoch. Di sini ada Restaurant besar dan dua toko souvenir. Semuanya mahal. Maklum di Swiss. Magnet kecil yang biasanya di negara lain cuma berkisar antara 2-5 Euro, di Swiss harganya 7-9 Euro. Tapi karena gue hobinya ngumpulin magnet, jadi gue mau gamau terpaksa beli magnet kecil yang harganya 7 Euro #nangisbombay.

Gue sempet iseng nanya ke penjaga toko di Toko Souvenir Kleine Scheidegg, soalnya mereka ngomong pake Bahasa Jerman tapi ga kayak ngomong Bahasa Jerman. Aneh banget. Gue hampir nggak ngerti dia ngomong apa sama temennya. Antara gabungan Bahasa Jerman, Prancis, terus kayak ada Bahasa Romania sedikit gt sama Italia. Ntah itu emang gue yang salah denger apa gimana. Karena gue penasaran, gue nanya dengan Bahasa Jerman gue yang seadanya : "Entschuldigung, welche Sprache sprechen Sie? Das ist ein bisschen komisch. Ich höre ein bisschen Deutsch aber auch andere Sprache..hehe" "Maaf, anda ngoborol pakai Bahasa apa ya? Kok aneh kedengarannya? Saya denger ada sedikit Bahasa Jermannya, tapi ada Bahasa lain juga di kalimat anda hehe"
Si ibu-ibu penjaga toko itu nyengir lebar, terus bilang, "Achsoo. Wir sprechen Deutschsweiz.." "Ah-a, kita ngobrol pake Bahasa Jerman-Swiss.." Gue cuma ngangguk-ngangguk garing dan komat-kamit dalam hati, "What on earth is Deutschsweiz??" Bodo amat, yang jelas mereka ngerti klo gue ajak ngobrol pake Bahasa Jerman hehe.
 photo 40.gif  photo 40.gif  photo 40.gif
Satu jam kita di Kleine Scheidegg. Kereta yang bawa kita ke puncak berangkat jam 12.30. Gue bolak balik bilang, "Subhanallah, keren banget yaa, Raa. Gila banget ini pemandangan di depan mata kita kayak lukisan. Kayak ga nyata, boongan gitu. Uwooww~"

Tepat jam 12.30 kereta kita berangkat pelan-pelan menuju puncak. Karena kereta gerbong depan penuh, kita di minta sama petugasnya buat duduk di gerbong belakang. Tempat rombongan turis yang pake Tour Guide. Karena di gerbong itu juga penuh banget, terpaksa gue pisah tempat duduk sama Rara. Gue duduk depan-depanan sama pasangan kakek nenek yang kayaknya udah siap mau Hiking menyusuri Rute Jungfraujoch ke Kleine Scheidegg. Gokil~

Satu yang bikin gue takjub, Swiss itu air danaunya warnanya aneh banget. Pokoknya, aneehh. Susah di jelasin dengan kata-kata. Naahh, di perjalanan dari Kleine Scheidegg ke Jungfraujoch, gue di suguhin pemandangan Danau yang warnanya Subhanallah, gilanya minta ampuunn. Buaaagguuusss buangeeettt!! Warnanya ituloh aneh banget, Ya Allah. Mau turun, tapi stasiunnya ga di situ dan kita ga punya waktu juga buat kesana. Malemnya kita harus cabut lagi soalnya ke kota lain di Swiss. Namanya Geneva. Klo ketinggalan kereta, hancur sudah rute perjalanan kita.

 photo m017.gif  photo m017.gif  photo m017.gif
Karena gue ekspresif banget kan orangnya, gue langsung teriak terus ngajak ngobrol kakek-nenek yang duduk depan gue, "Whoaaahh, look at thaatt!! COOLLLL!! That lake has strange colour! WOOWW!! OH-MY-GOD!" Kakek-Nenek itu cuma ketawa geli ngeliat kelakuan gue, "We have already saw that. Beautiful, rite?" Gue ngangguk-ngangguk heboh, "YEAAHH!! Really Coolll." Si kakek akhirnya nanya ke gue, "Where are you come from?" Gue masih sambil lirik-lirik danau, "Indonesia and you?" Mereka berdua ngangguk-ngangguk, "We are from Amerika." Si nenek gantian nanya gue, "Sudah pernah naik ke atas?" Gue ngegeleng, "Beluumm, ini untuk pertama kalinya. Bagus tidaakk??" Mereka ngangguk cepet, "Really beautifuulll. Kita sudah kesana kemarin. Sekarang kita mau hiking menyelusuri rute ini. Sayang, kalau hanya dilihat saja. Ah, sudah sampai. Have fun ya, nak.." Gue langsung dadah-dadah, "Kalian jugaa. Babaaaayy"
 photo m118.gif  photo m118.gif  photo m118.gif
Dan inilah, Sang Danau tersebut...
Setelah gue nanya-nanya lewat Twitter ke Twitter resmi pariwisatanya,
taunya nama danaunya, Danau Fallbodensee :)
 photo 22.gif  photo 22.gif  photo 22.gif
Dan kereta berwarna merah-kuning ini mulai masuk ke dalam gunung. Gunung ini di bor, menjadi sebuah gua panjang menuju pemberhentian terakhir di Stasiun Jungfraujoch. Suhu mulai dingin, es seperti menjalar di dinding-dinding gua. Di monitor kereta, tertulis penjelasan dengan kurang lebih lima bahasa asing yang mengabarkan bahwa kita akan sampai di stasiun pemberhentian selanjutnya yang bernama Eigerwand, enam menit lagi...
 photo m059.gif  photo m059.gif  photo m059.gif
Perjalanan masih panjang dan gigi guepun mulai bergemeletuk karena gemetar kedinginan...
Exited-Penasaran-Heboh-Kedinginan, menyatu jadi satu...
Ya Allah, mana pernah aku kepikiran bakalan naik ke Puncak Tertinggi Pegunungan Alpen??
Terima kasih Ya Allah, karena sudah memberikan kesempatan ini kepadaku...
 photo m035.gif  photo m035.gif  photo m035.gif
Kereta mulai berjalan lambat, karena perjalanan semakin menanjak...
Tak ada pemandangan yang terlihat, karena tertutup dinding gua yang dipenuhi es.
Gue tersenyenyum lebar, sambil mengamati penumpang di kereta...
Hari ini bakalan menjadi hari terseru sepanjang sejarah hidup gue.
 photo m096.gif  photo m096.gif  photo m096.gif
Keterangan : Foto-foto diatas kecuali yang gambar Danau, 
Hasil karya : Nur Rachmawati Sugiana (Rara) 
dan di edit oleh : Nadhira Arini Nur Imammah
Blognya Rara, bisa dilihat di sini : http://adik-kecil.tumblr.com/
Twitter & Instagram bisa follow : @nrachma_s

-TO BE CONTINUED-
 photo m155.gif  photo m155.gif  photo m155.gif

You Might Also Like

15 comments

  1. Kereen mbak dhir.. wkt dikereta malam2 gitu apa perasaannya? Kebayang ga dijahatin org gitu?

    ReplyDelete
  2. Amazing travelling. Saya segera nyusul deh. Aamiin

    ReplyDelete
  3. Subhanallah bngt ya viewnya kayak di film film >,<
    Ditunggu part selanjutnya :D

    ReplyDelete
  4. Kereeeeen mba dhira :D
    ditunggu lanjutannya yah..:)

    ReplyDelete
  5. Mba Dhira kereen bangeet! Pertama kali aku tau blog ini dr blog ayah mba dhira. Habis ituuu...ketagihan! Nyaaa pgen ke Jerman dan Swiss :D belajar bhs Jermannya dulu les atau gmn mba?

    ReplyDelete
  6. waaaa mbak nadhiraa engkauuu hahaha inpire...subhanallah yg mbak nadhira sama BG gnung alpennya...lelaki mana yg gak terpesona pemandangan ituh...Subhanallah...kerennn travelingnya...angkat tangan nyerah deh....

    ReplyDelete
  7. Waaah dah jalan2 kliling Eropa,ngabibita ajah. Udah mbak Dhira sama mbak Rara bikin travel agent khusus kliling Eropa aja,ntar mama icuuut... Tp buat mama mah gretongan yak..

    ReplyDelete
  8. Super-duper-keren-abis. Bolak-balik blog kadhira nungguin postingan terbaru ga muncul2. Dan akhirnya rilis jugaaa, ditunggu part selanjutnyaaaa :D

    ReplyDelete
  9. Waa Dhira kamu keren banget sampe ke Alpen. Ngiriii. btw, salam kenal Dhira. Blog kamu menginspirasi :)

    ReplyDelete
  10. niceee, suka kalau kakak udah ngepost lagi, keep posting kak, you inspire me

    ReplyDelete
  11. Haii dhira, salam kenal ya...
    Tulisan kamu keren bgt, begitu menginspirasi... Smoga aq juga bisa seperti kamu, bisa mnjadi muslimah sejati yg mengispirasi byk org :)

    ReplyDelete
  12. Thank you all article, very useful for me , I am happy to visit your website . I say thank you a lot and success always for you and your family.
    Jelly Gamat QnC

    ReplyDelete
  13. Sangat berterimakasih sekali sudah diberi izin berkomentar pada situs anda ini.. Salam kenal dari - Obat Jantung Aritmia

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Follow me on IG : @nadhiraarini