Di Bawah Payungmu, Aku Bernaung

January 05, 2015

Di postingan sebelumnya gue sempet cerita bahwa cinta itu kadang-kadang seperti rantai makanan.
Yang A ngejar B, yang B ngejar C, yang C ngejar D. Ga ketemu-ketemu perasaannya.
Atau saling memayungi ke arah depan, tanpa kita menyadari bahwa kita juga dipayungi oleh orang lain dari belakang.

Saling kejar-kejaran. Padahal klo salah satu berhenti dan berbalik arah, gayung bersambut, cinta pun saling tepuk tangan, ga nepuk angin lagi. (Postingan lengkapnya, bisa dibaca di postingan gw sebelumnya : http://nadhira-arini.blogspot.de/2014/12/aku-mencintaimu-apa-kamu-juga.html)

Dan gue memutuskan untuk berbalik arah...
Memutuskan untuk berbalik arah itu bukan berarti gue atau kalian yang mengambil keputusan sama kayak gue ini, sedang mengalami cinta yang tragis.
Merasa cintanya bertepuk sebelah tangan, lalu kecewa, terus dengan sedihnya balik badan gitu.
Bukaaan begituu....

Balik badan itu lebih kepada kita membuka mata kita lebar-lebar dan mulai mencari tahu, siapa kira-kira orang yang selama ini tulus suka sama kita. Bisa jadi malah, orang itu lebih baik daripada orang yang kita suka selama ini.

Karena biasanya, ketika kita suka sama orang itu fokusnya cuma lurus aja ke depan. Kayak pake kaca mata kuda gitu loh. Fokusnya cuma sama orang yang kita suka aja. Padahal bisa jadi, yang suka sama kita itu jauh lebih baik loh, malah bisa jadi lebih mendekati karakter pasangan yang kita mau. Cuma kitanya aja yang ga peka, ga merhatiin sekeliling karena lagi tergila-gila sama orang lain.

Sekarang, gue mencoba bergerak membalikkan badan...
Lalu gue sadar, bahwa ketika gue memutuskan untuk berbalik badan, ada pilihan lain yang harus gue pilih lagi.

Ntah kenapa, orang-orang terdekat gue selalu bilang bahwa yang mayungin gue itu ga cuma satu orang. Tapi ada 'beberapa' orang?
Dan ntah kenapa, gue jadi mengerutkan kening.
Antara percaya dan ga percaya, karena gue belum pernah berusaha untuk berbalik arah.
Antara bingung dan ga habis pikir, kenapa orang kayak gue layak untuk mereka tunggu?

Layaknya ojek payung, yang rebutan mendekati gue dikala hujan deras mengguyur..
Mereka bergerak ke arah gue dan gue kebingungan menanggapinya.

Pertanyaan barupun mulai berdengung-dengung di kepala gue :
Jadi, ojek payung mana yang harus gue pilih? Lelaki luar biasa mana, yang akan gue pilih ketika ia berusaha menawarkan payungnya untuk melindungi gue dari dinginnya guyuran air hujan? 

Apakah pria dengan payung kelabu di sebelah sana?
Yang hanya berteriak menawarkan payungnya di ujung sana, tanpa berusaha mendekati gue yang sudah mulai basah oleh air hujan? Tidak peduli, bahwa wanita yang katanya sedang berusaha ia payungi ini sudah mulai kedinginan?
Lelaki ini hanya berdiri di sana, berteriak menawarkan payungnya tanpa berusaha untuk maju mendekati gue. Ia lelaki pasif, yang merasa bahwa gue bisa jatuh cinta dengannya tanpa ia harus repot-repot berusaha mendekat.
Seolah-olah ia sibuk teriak-teriak ke orang-orang bahwa, "Eh, gue suka loh sama Dhira. Gue suka loh sama dia." Dan kerjaan dia hanya sibuk mencari perhatian saja. Teriak kencang seakan-akan menawarkan payungnya untuk gue. Padahal kenyataannya ia hanya sibuk tebar pesona supaya dilihat, tapi tidak pernah ada niatan untuk lebih mendekat. Lelaki inikah, yang harus gue pilih?

Atau pria dengan payung jingga yang itu?
Yang berusaha bergerak mendekat ke arah gue dengan payung jingganya yang jari-jari payungnya ada yang sudah patah. Bolak balik terpaksa bergerak mundur ke belakang, karena angin kencang berusaha menerbangkan payung jingganya yang tidak kokoh. Payungnya tidak sanggup menahan angin, sehingga tidak sanggup melindungi diri dia sendiri. Akhirnya, dia juga basah kuyup terguyur air hujan. Lelaki inikah yang harus gue pilih?

Lalu, bagaimana dengan pria yang memegang payung nila itu?
Yang berlari terngengah-engah kearah gue, tapi payung yang ia bawa kecil sekali. Seperti ukuran payung untuk anak TK. Payung itu tidak sanggup melindungi gue karena terlalu kecil. Gue akan tetap kehujanan dengan payung itu.
Lelaki yang merasa bahwa gue itu terlalu tinggi untuknya. Terlalu sulit untuk dicapai, karena ia merasa kecil hanya dengan melihat kehadiran gue yang berdiri di depannya. Padahal belum tentu gue setinggi dan sebesar yang ia pikirkan.
Tapi kalau memang benar gue setinggi yang ia pikirkan, berarti ia harus berbuat sesuatu untuk membuat kepercayaan dirinya kembali. Seandainya saja ia membawa payung yang ukurannya lebih besar...berusaha mengembangkan dirinya lagi supaya ia menjadi lebih percaya diri..mungkin bisa jadi...ah, sudahlah. Dia hanya ingin tetap membawa payung seadanya. Perlukah gue tetap memilihnya?

Kalau, pria yang membawa payung perak itu bagaimana?
Yang bergerak cepat dengan payung kokoh berukuran besar. Dalam hitungan detik, dia sudah berdiri persis di depan gue. Sekilas, payung itu sudah berhasil mengalihkan perhatian gue. Payung kokoh nan besar ini pasti bisa melindungi gue dari ganasnya air hujan yang dari tadi turun tak henti-henti.
Tapi ada yang salah, pria ini jutek sekali. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak di saring, dia bergerak kasar ke arah gue dan memaksa gue untuk mengambil payungnya. Harga jasa ojek payung yang ia tawarkan juga luar biasa mahal. Ia terus mendesak gue. Tidak ada sopan santun yang terlihat dari pembawaannya. Tanpa sadar, gue mundur ke belakang. Apakah pria menyeramkan seperti ini yang harus gue pilih?

Kalau begitu, pria yang inikah? Payungnya warna emas.
Yang sama-sama bergerak cepat seperti pria berpayung perak. Senyumnya ramah, kedua matanya berbinar riang. Payung emasnya berukuran besar dan kokoh. Kata-kata yang keluar dari mulutnya menyenangkan, "Sini, pakai payung saya saja, mbak. Bayarnya seikhlasnya mbak saja. Yang terpenting mbak ga keujanan sampai sana. Yuk sini, mau saya bantu pegang payungnyakah? Kayaknya tangan mbak penuh, megang banyak barang.."
Nah, apakah gue pada akhirnya akan mengambil payung yang ia tawarkan?

Wanita itu dipilih. Para pria yang 'katanya' suka sama gue itu, sudah memutuskan untuk memilih gue. Bisa jadi ga cuma satu pria yang memilih gue sebagai calonnya. Bisa jadi ada banyak ojek payung di kehidupan gue yang datang silih berganti mengerubungi gue.

Mereka datang bergantian, berusaha menunjukkan kualitasnya sebagai pria yang pantas untuk menjadi suami gue kelak, menawarkan payung perlindungannya untuk melindungi gue dari segala hal yang tidak menyenangkan, memberikan payung yang besar dan kokoh agar gue nyaman berlindung di bawahnya.

Pada akhirnya, tetap gue atau kalian yang berada di posisi yang sama kayak gue ini, pasti tetap memilih seseorang yang bisa membuat kita nyaman. Yang karakternya mendekati kriteria suami yang sama-sama kita inginkan. Yang bisa membuat kita menggerakkan tangan kita untuk mengambil payung yang ia tawarkan.

Seseorang yang berhasil meyakinkan gue bahwa ketika gue berbalik badan, kualitas dia itu jauh lebih baik daripada orang yang sempat gue kejar.
Seseorang yang mengajari gue bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya lagi dari awal. Ada dia disini yang menuntun dan menunjukkan gue bagaimana caranya.
Seseorang yang bisa meyakinkan gue kalau gue-lah selama ini wanita yang ia tunggu.
Seseorang yang menyadarkan gue dengan lembut bahwa,
"Dhira, Right here, I'm waiting for you. Don't get wet, my dear. You can stand here under my umbrella..."

Bogor, 5 Januari 2015
Berdiri di teras dengan kening berkerut,
Kenapa di depan rumah gue jadi banyak payung?

You Might Also Like

19 comments

  1. Payung..payung.. Sini mama aja yg jadi ojek payung mbak Dhira. Mama ga cuma nawarin payung Nduk,mama juga kasih kamu jaket,jas hujan dan sepatu bot anti airnya,mama juga dah sediain mobil plus sopirnya yg siap anter kamu ke mana aja. Ayo para fans mbak Dhiraku ada ga yg menawarkan lebih baik dari tawaran mama Ria,hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru mo bilang,payung terbaik mah payung nya si mama sama si babeh..kecuali ada payung asoy yg bisa ngalahin payungnya si mama

      Delete
  2. pakai bahasa jerman dong

    ReplyDelete
  3. Ada satu ojek payung lagi yg kaga di tulis di atas...., ketika semua menawarkan warna dan bentuk yg menarik untuk ttujuan agat memikat hati konsumennya, sedang disisi lain ada satu lagi ojek payung yg tak berwarna dan tak bagus bentuknya....tp dia yg akan membawamu mulia dihadapanNYA dan bersama meraih ridhoNYA....dan surga telah menanti org2 seperti ini...!!!!!

    ReplyDelete
  4. kenapa Pria berpayung kelabu itu tidak mendekat ?
    mungkin pria pemegang Payung kelabu itu berpikir; pantaskah payung usang warna kelabu ini mendekat ? sedangkan ada pesaingannya yang memiliki payung lebih bagus dari dirinya. Ditambah si "pelanggan ojek payung" ini merupakan orang yang ia suka dan tidak sekufu dengannya. betapa groginya ia. atau mungkin memang dia orang yang pasif yang tak mengerti bagaimana harus berperilaku agar ojek payungnya laku. atau mungkin dia sedang berpikir untuk berusaha mengganti Payung warna kelabu itu menjadi warna lain yang bisa membuat pesaingnya iri dengannya kalau begitu dia berteriak-teriak mecari perhatian hanya untuk memberitahu kepada pelanggannya itu agar menunggu sejenak supaya dia bisa membawakan payung yang lebih bagus dan warna yang beda dengan pesainganya, warna yang disukai oleh pelangganya.


    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua org boleh berpendapat :)
      asal jangan kelamaan ya, nyuruh cwenya nunggu. Kasian, keujanan cwenya hehe

      Delete
  5. Dhira tulisannya bagus banget :)

    Semoga cepet bisa nemu 'ojek payung' yang cocok ya :D

    ReplyDelete
  6. Mungkin si payung emas tampak yg paling istimewa,tp apa yg menarik buatmu blum tentu terbaik dariNya..istiqarah sayang,krn siapa tau si payung kecil akn menjadi besar hanya karena senyummu.

    ReplyDelete
  7. Amazing, kamu berhasil mempermainkan imajinasiku :P

    ReplyDelete
  8. Dibuat FTV bagus itu, "Antrian Cinta Ojek Payung". Hahaha

    ReplyDelete
  9. nyari ojek payung dalam urusan ini nggak gampang :)
    semoga ada waktu yang tepat, dan hujan akan mampu membawanya..

    ReplyDelete
  10. keren kak perumpamaan payungnya :D suka banget kalo baca blognya kak dhira :D

    ReplyDelete
  11. Banyak sekali kiasannya.....:D :D :D

    bersyukur banget ya kalau pas noleh ada banyak ojek payung, sisanya adalah seleksi

    yang susah kalau sudah noleh, tapi jalanan sepi tanpa ojek payung...hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. setiap kiasan, mewakili karakter bbrp org pria. Sy ambil yg karakternya paling sering sering muncul di pengalaman bnyk org (karena sy nulis ini, selain pengalaman sendiri, sy pake riset :p)
      Sebenernya masih bnyk kiasan karakter pria lain hanya dgn payung. Tp klo ditulis semua, yg baca bingung haha

      menurut sy, ga mungkin ketika noleh jalanan sepi. Pasti ada org yg mayungin, at least satu org. Karena manusia diciptakan berpasangan. Ga mungkin kamu ga ada yg suka. Pasti ada, cm kamu ga tau aja siapa :p

      Bisa jd, org yg suka km itu menyukaimu dlm bayangan. Apa itu menyukai dalam bayangan? Bisa dibaca di sini : http://nadhira-arini.blogspot.de/2015/01/cinta-dalam-bayangan.html

      Thanks for comment :)

      Delete
  12. Wahh, suka deh sama tulisannyaaa ^^. Keep on good writing yaa pemuda Indonesia ^^

    ReplyDelete
  13. Mba dira saya ada ngutip kata2 ma d awal post ini yaa..

    soalnya keren banget sih

    ReplyDelete
  14. Bagaimana jika... saat gadis itu menengok ke belakang ia tidak menemukan satu pria pun yang memayunginya?

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Follow me on IG : @nadhiraarini