GAJAH
January 17, 2016
-FLASH FICTION-
(dari sudut pandang boneka gajah)
(dari sudut pandang boneka gajah)
Genre : Romance, Tragedy
Sinopsis : Akhirnya ia memelukku,
sambil menangis setiap hari.
Word Count : 413/500
Pagi
hari, 19 Juni 2009,
Wanita itu membungkusku dengan
sangat manis, disuatu kotak besar agar tubuhku tidak terasa kesempitan di
dalamnya. Ia menatapku dengan senyuman merekah di wajahnya yang manis,
mengelus-elus kepalaku dengan lembut dan akhirnya menutup kotak besar berwarna
cokelat muda.
Akhirnya kotak ini dibuka.
Seorang pria menatapku, alisnya terangkat sebelah. Ia mengangkatku dari kotak,
memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil mengerutkan kening. Ia menarik
nafas panjang, kemudian mengelus-elus kepalaku tanpa kasih sayang, lalu
menaruhku di ujung tempat tidurnya.
Selama
bertahun-tahun, posisiku selalu sama ; di
ujung tempat tidurnya.
Aku
selalu memperhatikannya dalam diam dengan kedua mata hitamku yang bulat.
Belalaiku yang biasanya sensitif, sudah mulai terbiasa dengan wangi parfumnya
yang maskulin. Pada malam hari, aku melihatnya berlari ke arahku, berharap aku
mendapatkan pelukan selamat malamnya, tetapi ia hanya meletakkan tangan kirinya
yang panjang di atas kedua kakiku dan kemudian tertidur pulas.
Posisiku
hanya berpindah ketika wanita manis yang membawaku kemari datang dan memelukku
dengan sayang. Sang pria hanya menatap kami berdua dengan senyum lebar dan ia
menggeleng tegas ketika wanita itu memintanya untuk mencoba memelukku.
Suatu
hari, di bulan Januari 2016, ia duduk terdiam lama membelakangiku di seberang
tempat tidur dan sejak saat itu wanita itu tidak pernah datang kemari untuk
memelukku.
Sekarang,
pria itu mulai sering berbicara denganku, bahkan menangis. Air matanya turun,
ketika ia tak sanggup lagi membendungnya. Berulang kali ia mengatakan bahwa ia
merindukannya, mengangkatku dan memelukku dengan erat melalui suara beratnya
yang tertahan, “Seandainya kau memang benar-benar hidup, maka lempar aku dengan
belalaimu yang panjang itu, kemanapun, ke suatu tempat di mana aku tidak lagi
melihat sosoknya.“
Malam
itu, diantara tangisannya, ia membuka buku catatannya dan menunjukkan padaku
sebuah tanggal yang menandakan bahwa ia akan melamar wanita manis pujaannya, “Kau
tahu,“ Ia berkata dengan suaranya yang parau. Jari-jarinya yang panjang
mengelus kepalaku dengan lembut.
“Pada
hari itu, sudah kuputuskan untuk melamarnya. Tetapi langkahku tertahan di depan
pintu rumah, ketika aku melihat undangan pernikahannya diantar oleh sahabatnya
yang menatapku dengan tatapan iba.“
Ia menceritakan kepadaku segala
hal yang sudah direncanakannya. Ia tidak ingin melamarnya terlalu cepat karena
ingin segala halnya berjalan dengan sempurna. Lalu ia berdiri, mengambil sebuah
botol berwarna ungu muda dengan ukiran dua bunga mawar menghiasi setiap sisi
botolnya, tutup botolnya yang berbentuk sayap kupu-kupu berwarna emas tampak
indah di pandang mata. Ia membukanya, lalu menyemprotkannya keseluruh tubuhku, “Anna
Sui, La Vie de Boheme. Parfum kesukaannya.”
Aku menatapnya, pria itu masih
sangat mencintai wanita manis yang meninggalkannya. Sangat.
---------------------------------------------
Challenge grup OWOP :
Membuat Flash Fiction dari lagu Payung Teduh - Berdua Saja.
4 comments
Hi Dhira
ReplyDeleteDitunggu kunjunganya di http://catatansinine.blogspot.co.id/?m=0
hehehe.... ditinggalkan itu sedih
ReplyDeleteI want to try making a flash fiction...
ReplyDeleteI want to try making a flash fiction...
ReplyDelete