Ketika Kenyataan Itu Memilukan
January 04, 2016
-SERIAL VOLKERT FAMILY 5-
Baca ini dulu, sebelum melanjutkan (klik link) ~> Volkert Family Trees & Sinopsis Cerita
Hari ini aku gusar. Rasa frustasi berkepanjangan sudah menumpuk menjadi satu sehingga menimbulkan letusan dasyat di dalam diriku. Keinan dingin, selalu. Dia bagaikan gunung es yang tidak bisa aku daki. Badai perasaan ini, yang ingin sekali saja diperhatikan olehnya selalu berhasil memukul mundur diriku untuk mendaki ke dalam hatinya. Tidak pernah sekalipun ia merespon. Hanya kata-kata singkat yang terucap di bibirnya, hanya senyuman ramah biasa yang ia tampakkan di wajahnya.
Baca ini dulu, sebelum melanjutkan (klik link) ~> Volkert Family Trees & Sinopsis Cerita
Hari ini aku gusar. Rasa frustasi berkepanjangan sudah menumpuk menjadi satu sehingga menimbulkan letusan dasyat di dalam diriku. Keinan dingin, selalu. Dia bagaikan gunung es yang tidak bisa aku daki. Badai perasaan ini, yang ingin sekali saja diperhatikan olehnya selalu berhasil memukul mundur diriku untuk mendaki ke dalam hatinya. Tidak pernah sekalipun ia merespon. Hanya kata-kata singkat yang terucap di bibirnya, hanya senyuman ramah biasa yang ia tampakkan di wajahnya.
Dan aku tidak
merasa sedikitpun bahwa aku memiliki arti di hatinya. Menyedihkan.
“Kei, Arianna kayaknya ga jadi dateng.
Tadi WA mba, katanya sakit.“ Ujar suara lembut Mba Lea, kakak kedua Keinan.
Dan di sanalah, semuanya hampir
terungkap. Sekilas, hanya sekilas aku melihatnya. Pandangan mata khawatir dari
sudut matanya. Keinan menatap kakak perempuannya tanpa bersuara. Keningnya
berkerut, kedua matanya yang biasanya memancarkan sorot dingin, terlihat
mencair. Aura kekhawatiran muncul di sekelilingnya, “Sakit apa?“
Tekanan suara itu, aku tidak pernah
mendengar nada suara seperti itu keluar dari mulutnya. Perasaanku tak menentu.
Jantungku berdentum-dentum karena menahan amarah. Tanganku mengepal hingga
kukuku terasa menusuk telapak tangan. Entah mengapa, gerakan ini adalah
satu-satunya caraku menahan emosi, untuk mencegahku berteriak karena frustasi. Arianna, jadi selama ini Arianna…
Tiga tahun.
Aku berdiri diam, menatap Keinan dan
Mba Lea berbicara dengan suara yang semakin tidak terdengar. Semakin aku amati,
semakin terlihat gurat kekhawatiran di wajah Keinan. Ia bolak-balik menarik
nafas berat. Mba Lea terus menunjukkan layar handphonenya kehadapannya. Tubuhku
menggigil tiba-tiba bukan karena kedinginan akibat cuaca buruk di luar, tetapi
karena ngeri membayangkan bahwa kemungkinan besar dugaanku benar.
Tiga tahun.
Aku memendam segalanya selama tiga
tahun, berusaha menyembunyíkan perasaanku agar tidak terlihat ketika
memandangnya. Tiga tahun aku mencintainya dalam diam dan sekarang aku merasakan
suatu perasaan yang kuat bahwa hati Keinan tidak akan pernah menjadi milikku
selamanya?
Segalanya sudah kupertaruhkan. Menolak
semua lamaran yang berdatangan silih berganti hanya karena aku sangat
mencintainya. Mengharapkan ia yang datang ke rumah untuk mengucapkan
keseriusannya. Jauh di lubuk hati, aku percaya bahwa Tuhan akan memberikan
Keinan untukku selamanya. Tapi ini apa? Arianna? Hati Keinan untuk Arianna?
Jadi selama ini aku apa…
Aku berjalan ke kamar mandi di ujung
ruangan. Kututup pintu dengan pelan, aku membuka handphoneku dengan tangan
bergetar. Pandanganku berkabut, air mataku sebentar lagi turun.
Rim, tolong gue rim…
Kyknya Keinan udh
punya calon (09.00)
Air mataku jatuh.
Ini cm feeling gue
doang, sih.
Tp kyknya bener. Feeling
gw ga pernah salah (09.01)
Air
mataku jatuh semakin deras.
Rima
belum menjawab, tapi centang biru dua. Tanda dia sudah membaca. Aku
melanjutkan.
Lo tau calonnya
siapa?
Arianna, ya ampuun.
Apalah artinya gue
saingan sama dia.
Kenapa harus dia, rim?
Kenapa?
Kenapa Keinan ga buat gue aja?
Ya Allah… (09.03)
Centang biru dua.
Aku menutup mulutku supaya tidak
terdengar dari luar bahwa aku sedang menangis sesegukan.
Tiga tahun, gue suka
sama dia, rim
Lo tau sendiri kan?
Doa gw selalu sama setiap hari
Gue pengen Allah kasih Keinan buat gue
(09.05)
Walaupun sebenernya blm pasti
Janur kuning blm melengkung
Tp ttp aja, bakal
susah buat gw untuk msk ke hatinya
Sbnrnya dia bnrn suka
sama Arianna ga sih?
Knp sih dia susah
ditebak?
Ya Allah…
(09.08)
Dadaku sakit, aku sulit bernafas
sekarang.
Ini tidak adil. Aku duluan yang kenal
Keinan.
Keinan harus pilih aku bukan Arianna.
Rim, dosa ga kalau gue doa :
“Semoga Keinan dijauhkan dari Arianna
gimanapun caranya?
Jauhkan mereka, Ya Allah.
Buat mereka tidak
berjodoh.“
(09.09)
Centang
biru dua lagi.
Belum
ada balasan dari Rima.
Mungkin
ada baiknya, kalau aku menunggu dulu lima menit. Masalah ini pasti membuat Rima
terkejut setengah mati dan butuh waktu untuknya menjawab chatku.
Lima menit…
Tujuh menit…
Rim, kok lo tega
banget sih?
Nge read doang, tapi
ga bales chat gue??
(09.17)
Centang
biru dua.
Masih
belum ada jawaban.
Aku
tidak tahan lagi, Rima tega.
RIM!!!!
JAWAB DONG, PLEASE!!
TEGA BANGET, SIH!!
JAHAAATT BANGEEETT :((
(09.18)
Air mataku turun deras. Kali ini aku
tidak dapat menahan segukannya. Rima jahat banget, Ya Allah. Kenapa semua orang
tega, hari ini?? KENAPAA?? Aku langsung meneleponnya karena ingin mendapatkan respon cepat dari Rima.
Lalu terdengar suara telepon di angkat, saat aku mendengar suaranya, detik itu juga aku merasa duniaku runtuh, "Sofia, I’m really sorry to say…Dari tadi kamu salah
kirim chat." Ujarnya dengan suara yang berat.
Dan petir di luar rumah, terasa menyambarku sekarang.
Hancur berkeping-keping, menyisakan rasa malu yang berserakan. Malu, sampai aku merasa tidak sanggup menanggungnya lagi. Ya Tuhan, kenapa aku harus salah kirim chat ke salah satu sepupu itu.
------------------------------
Volkert Family 1, Chat Room Keluarga Masa Kini 1 : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/chat-room-keluarga-masa-kini-1.htmlVolkert Family 2, Ketika Cinta Begitu Berat : http://www.nadhiraarini.com/2015/09/ketika-cinta-begitu-berat.html
Volkert Family 3, Ketika Aku Merindukannya : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/ketika-aku-merindukannya.html
Volkert Family 4, Chat Room; Keluarga Masa Kini 2 - Salah Jalan : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/chat-room-keluarga-masa-kini-2-salah.html
9 comments
Akkkk...... salah kirim pesan. Udah patah hati ceritanya ke orang yang salah. Lengkap banget? :"(
ReplyDeleteAkkkk...... salah kirim pesan. Udah patah hati ceritanya ke orang yang salah. Lengkap banget? :"(
ReplyDeleteOH MY GOD...! Kak. TRAGIS banget!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIkut nyesek dada gue ㅠ︵ㅠ
ReplyDeleteargggg .....
ReplyDeletepenasaran kelanjutannya kak,,,, buruan tulis kak lanjutannya
Salah kirim edaaaan kwkwkwkwk bisa gitu ya
ReplyDeleteka dhira, minta alamat email nya dong...
ReplyDeletentaps jiwa
ReplyDelete