Titip Rindu Buat Mama...

December 22, 2013

"Mama, Mbak Dhira kedinginan..."
"Sini mama peluk, sayang..."
"Mama, saljunya belum muncul, tapi anginnya dingin sekali.."
"Masuk angin? Sini, mau mama kerokin?"
"Mama, Mbak Dhira takut pulang sendirian malem-malem"
"Kalau mama ada di Jerman, pasti mama temenin. Tinggal pegang erat tangan mama, kamu ga sendirian lagi..."
"Tapi mama di Indonesia ga di Jerman.."
"Jangan takut sayang, inget terus ya, selalu ada Allah bersamamu nak..."

Dialog kecil itu selalu dengan setia menemani lamunan gue di saat gue lagi kesepian. Jalan sendirian menyusuri hutan yang pohon-pohonnya sudah hilang daun-daunnya. Gundul, terkesan angker sekarang. Angin Musim Dingin juga ga pernah berhenti berhembus kencang, berhasil bikin gue bolak balik kedorong ke belakang. Mataharinya jahat, jarang menyinari gue dengan sinarnya yang hangat. Dia selalu ngumpet, di balik awan gelap.

Setidaknya, ketika gue kedinginan butuh sesuatu yang menghangatkan badan, rekaman suara nyokap gue yang terekam rapi di otak gue mulai berputar, "Sini mama peluk, sayang..."
Bagaikan mantra ajaib, hanya dengan suara khayalan yang terus berulang-ulang berputar di pikiran gue, tubuh gue mulai menghangat. Gue ga kedinginan lagi.

Pelukan mama, itu punya sensasi sendiri yang ga akan pernah gue lupa. Rasanya selalu sama. Ketika gue akhirnya bisa pulang sebulan ke Indonesia dan berhasil meluk nyokap gue setelah sekian lama ga pernah ngerasain pelukannya, sensasi ini selalu ada. Rasa hangat yang muncul tiba-tiba ketika nyokap gue meluk gue erat, ngelus-ngelus punggung gue pelan dengan jemarinya yang lembut, menggoyang-goyangkan badan gue ke kanan dan ke kiri...Rasa itu muncul. Ada rasa hangat yang tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuh gue. Gelombang rasa hangat ini seolah-olah datang untuk menenangkan gue, meremas dan menghancurkan segala masalah yang membebani gue. Cukup dengan satu pelukan dari nyokap gue, semua stress yang gue punya tiba-tiba menghilang pelan-pelan. Gue jadi rileks.

Rasa pelukan itu, yang selalu berusaha gue simpan rapi di memori otak gue. Jadi, ketika gue kesepian, ketika gue susah ngontak nyokap gue pakai media komunikasi manapun, ketika gue kangen nyokap gue, ketika gue pengen meluk nyokap gue tapi ga bisa, maka hal yang gue lakuin cuma nutup mata. Bayangin gue ada di rumah, lari ke arah nyokap gue yang lagi berdiri di ruang keluarga, terus meluk nyokap gue erat. Walaupun cuma khayalan, tapi ntah kenapa itu selalu berhasil bikin gue tenang. Sensasi hangat itu muncul lagi. Air mata gue menetes, "Ya Allah, saya kangen mama Ya Allah. Tolong jaga mama. Panjangkanlah umurnya, kabulkanlah doa-doa mama yang menurut-Mu baik, berikanlah kesehatan, lancarkan operasinya..."

Jadi, ketika gue berjalan ke arah halte Emslandstraße yang cahaya lampunya redup, mata gue mulai berkaca-kaca. Nyokap gue jarang sekali cerita kalau lagi sakit. Mama bilang, gamau bikin dua anak gedenya khawatir. Pengen banget rasanya selalu ada ketika nyokap gue sakit. Nemenin mama ke dokter, ngasih semangat mama supaya ga down, selalu siap ketika mama butuh bantuan.

Ketika nyokap gue selalu bilang, "Tinggal pegang erat tangan mama, kamu ga sendirian lagi..."
Gue pengen banget berganti ada di posisi nyokap gue dan bilang, "Mama pegang erat tangan Mbak Dhira, Mbak Dhira selalu ada buat mama. Mama jangan sedih, Mbak Dhira di sini..." 

Namanya Dwi Riani Julyastuti...
Seorang ibu yang jarang mengeluh, tegar, ceria, humoris, selalu ngingetin gue untuk selalu berada di jalan yang di Ridhai Allah.
Candaan nyokap gue, selalu menemani kami sekeluarga dimanapun kami berada.

Nyokap gue seperti matahari di pagi hari yang selalu menyinari...
Sinarnya hangat, selalu menghangatkan kami...
Ketika nyokap gue sedih, ia seperti matahari yang tertutup awan mendung..
Sinar hangatnya hilang, kami sekeluarga mulai kedinginan.

Bener kalau ada kata-kata yang bilang,
"I love my mother. As the trees love water and sunshine. She helps me grow prosper and reach great heights"

Selamat Hari Ibu, ibuku sayang...

Tetaplah bersinar seperti matahari. Biar Mbak Dhira berperan sebagai Angin Musim Semi, yang meniup jauh-jauh sang awan gelap :)

Ketika mama selalu bilang ke Mbak Dhira, "Jangan takut sayang, inget terus ya, selalu ada Allah bersamamu nak..."
Maka Mbak Dhira juga akan bilang, "Jangan takut mama, mama ga pernah sendirian. Ada kami sekeluarga di sini, selalu ada Allah yang selalu bersama mama :)"

"Ya Allah, sampaikan salam rinduku untuk mama di rumah...Tolong sampaikan, ada salam dari bayi mungil pertamanya yang sekarang tinggal nan jauh di sana. Namanya Dhira."

You Might Also Like

6 comments

  1. selamat hari ibu untuk ibu diseluruh dunia :)

    ReplyDelete
  2. Speechless.. Tears drop rolling down on my face.. Mama proud of you cintaku,sayangku,my little baby...

    ReplyDelete
    Replies
    1. love you too, mamii :) I'm still your little baby yeaa hehe *kissu2*

      Delete
  3. aku yg udah bikin kecewa mama cm bisa nangis terisak-isak bacanya... :'(

    ReplyDelete
  4. good daughter. pasti ibumu bangga banget sama kamu mbak dhir...

    ReplyDelete
  5. Bikin terharu banget. Huhu.
    Selamat buat mamanya Dhira yang uda dibikin bangga sama anaknya.

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Follow me on IG : @nadhiraarini