Untuk Putri Dhira.
Putri pertama Raja Jamil Azzaini
Di Kerajaan Hatinya.

Dear you,
Maafkan kelancanganku, menuliskan surat ini untukmu.
Aku membaca surat terbukamu dan ntah mengapa aku merasa itu ditujukan untukku.

My Lady,
Aku belum mau banyak berkata, karena aku belum mau banyak berjanji.
Tapi satu yang ingin kau tahu,
sekarang aku sedang membuka peta.
Peta itu besar, rinci dan menunjukkan kepadaku dengan jelas di mana letak-letak istana para Putri raja di dunia.

Aku harus memilih satu dari sekian banyak putri raja.
Karena aku tahu, Tuhan memilihkan satu untukku.

Aku Pangeran, yang juga didik menjadi seorang Ksatria.
Bagiku, cinta tak dapat diraih jika hanya menunggu.
Maka akupun mencari tahu, siapa Puteri yang pantas untukku.

Aku berdoa, aku berusaha.
Tuhan mempertemukan kita.
Aku tidak tahu apakah kau tahu tentangku,
tapi aku tahu banyak hal tentangmu.

Adalah campur tangan Tuhan, meyakinkan hati ini
Adalah kau jawaban atas doa-doa yang kupanjatkan selama ini

Sekarang, aku sudah memutuskan pilihan.
Kugulung, peta besar yang tadinya terbentang di atas meja.
Kutaruh dengan rapi ke dalam kantong barang bawaanku

Sekarang aku yakin,
Rute perjalanan menuju istanamu yang akan aku tuju.
Kuda besar hitamku sudah menungguku di luar istana.
Aku In Syaa Allah siap, mengarahkan kudaku ke arah istanamu.

Doamu menjadi penerangku,
Air mata dalam doamu menjadi pendorong bagiku,
agar aku tidak menunda-nunda kedatanganku

Wahai Putri yang sekarang sedang aku perjuangkan,
Teruslah menanti dalam ketaatan.
Teruslah belajar agar hatimu semakin rupawan.

Doaku untukmu,
Akan selalu terucap menemaniku di setiap perjalananku

Untukmu wahai Putri Dhira,
Terima kasih sudah mendoakanku.

Di sudut dunia, 11 Januari 2015,
Dari seorang Pangeran,
yang nama dan kerajaannya akan kau ketahui, 
setelah aku sampai di istanamu