Surat Untuk Pangeranku
February 02, 2015Teruntuk Pangeranku tersayang,
Kamu tahu,
Hari ini aku menyadari bahwa,
Ada saatnya, di mana aku terdiam seorang diri menatap peta dunia di depanku dan sibuk menerka-nerka, di manakah keberadaanmu sekarang?
Di luar negerikah? Atau ternyata kau berada di Indonesia? Di Pulau Jawakah? Di pulau seberangkah? Atau yang lebih gila, kau sebenarnya ada di dalam jarak pandangku?
Hei, Pangeranku..
Ada saatnya, aku mulai mengira-ngira seberapa jauh sekarang kau mengacu kudamu ke arah istana rumahku.
Apakah sudah dekat? Apakah kau tersesat?
Ada saatnya, aku sibuk membayangkan, seberapa jauh kau sudah mulai bergerak mendekat?
Seberapa kotor pakaianmu karena terkena debu, hujan, angin dan segala peristiwa alam yang terjadi di perjalanan menuju istana rumahku.
Seberapa letih dirimu karena perjalanan panjang yang belum juga ada akhirnya.
Kau tahu, betapa dalam rasa sedihku, membayangkan dirimu lelah memacu kudamu seorang diri ke arah rute rumahku yang asing, terasa terjal dan berliku bagimu?
Kau tahu, betapa hancur hatiku jika membayangkan kau tiba-tiba berhenti di tengah persimpangan dan bimbang untuk melanjutkan perjalanan, karena ada rasa ragu yang tiba-tiba muncul di dalam hatimu?
Sebuah perasaan ragu yang menggulung bagaikan angin kencang menghempaskan pepohonan, menerpa hatimu dengan hentakan keras yang sanggup menghentikan laju kudamu.
Sebuah pertanyaan tiba-tiba yang ntah dari mana datangnya mengganggu perjalananmu,
"Apakah benar, Dhira itu Putri yang selama ini Tuhan siapkan untukku?"
Dan kau berada di persimpangan jalan.
Bimbang memutuskan untuk terus melaju ke arah istana rumahku atau memutuskan untuk berganti arah menuju istana putri lain,
Wahai Pangeranku,
Tahukah kau..
Ada saatnya, aku menangis dalam do'aku.
Meminta kepada Tuhan dengan air mata yang jatuh tak terbendung,
Meminta dengan sungguh-sungguh agar Ia selalu melindungi perjalananmu.
Agar Ia memberikan cahaya-Nya jika kegelapan malam datang mendekat.
Mengutus malaikat tanpa sayap-Nya, untuk menunjukkan jalan jika kau tersesat.
Memberi keyakinan dalam dirimu bahwa jalan yang sekarang kau ambil ini sudah benar dan belum terlambat.
Pangeranku, tahukah kau..
Aku bangga kepadamu karena kau berusaha mati-matian berjuang.
Berjuang memantaskan dirimu,
membuat tiang-tiang pondasi agama yang kokoh, menghujam tajam ke dalam hatimu.
Mempersiapkan segala hal yang diperlukan dengan matang, agar sanggup menjawab setiap pertanyaan yang diajukan keluargaku.
Datang dengan gagah berani beserta keyakinan kuat dalam hati meyakinkan semua orang bahwa kau adalah pangeran yang selama ini dinanti.
Meyakinkanku dengan lembut bahwa dirimulah sesungguhnya pangeran yang selama ini direncanakan Tuhan untukku.
Berujar dengan kata-katamu yang meneduhkan bahwa kau siap menjadi imamku.
Jadi Pangeranku,
Aku menunggumu. Menunggumu dalam ketaatan.
Di sini, tidak kemana-mana.
Hanya di sini, di bawah naungan istana rumahku.
Jaga dirimu selalu ya..
Aku mendoakanmu :)
17 comments
aaaah sosweeeeeet :')
ReplyDeletemantap, pangeran nya pasti lagi otw pake kuda tuh :)
ReplyDeletesecarik daun kemudian jatuh dan tersesat disebuah genteng rumah... apakah ini rumah dhira?? haseehh *kejeduk spion kuda
ReplyDeleteAtau mungkin pangeran nya lagi jalan sambil payungan gitu mbak? Heheh
ReplyDeleteSemoga pangeran nya baca deh ya surat nya mbak dhira 😉😜
Sang pangeran berpacu dengan waktu. Menyibak debu di sepanjang perjalanan. Bukan untuk tujuan yang tidak menentu. Namun mencari seseorang yang akan menjadi penghilang segala kerinduan.
ReplyDeleteSemoga si Pangeran ngga kena procrastination. #prayforpangeran
ReplyDeleteSemoga pangeran membaca suratmu, atau Tuhan membisikkan doamu pada telinga pengeran.
ReplyDeleteAh, semoga saja pangeran segera datang.Nampaknya ia cuma butuh sedikit lagi nyali.
Semoga pangerannya tidak tertukar yaa
ReplyDeletediraaaaaaaaaaaaaa :""""") aku baca ini dikantor..banjirr dirr..banjirrr T___T semoga Allah segera mempertemukanmu dengan pangeran itu yaa..Aamiin :")
ReplyDeleteSemoga pangerannya selamat sampai tujuan, dan semoga yang menunggupun bisa menerima pangeran apa adanya, karena dunia ini bukan dongeng yang setiap pangeran itu tampan.. :)
ReplyDeleteSang pangeran berpacu dengan waktu. Menyibak debu di sepanjang perjalanan. Bukan untuk tujuan yang tidak menentu. Namun mencari seseorang yang akan menjadi penghilang segala kerinduan.
ReplyDeleteSemoga pangerannya cepat sampai kak Dhira ^^
ReplyDeletesemoga sang pangeran segera menjemput mu mba :)
ReplyDeletePangerannya belum jelas tetapi sudah bilang "pangeranku tersayang", hmmm....
ReplyDeleteMbak untuk domain barunya kalau gak pakai "www" gak bisa dibuka, setingannya ada yg kurang sepertinya, cmiw.
Saya bisa kok buka tanpa www :)
DeleteBerarti sudah bisa buka tanpa www :(
DeleteSo sweeet.. keren banget! :D
ReplyDelete