[ARTIKEL] Karena Kepo Setitik...
August 06, 2015
“Karena kepo
setitik, rusak move on sebelangga”
-@nadhiraarini #PeribahasaBaper
Jatuh itu sakit. Jatuh karena
cinta, apalagi. Sakitnya dobel.
‘Sudah
jatuh tertimpa tangga pula’
Jatuh aja udah sakit, ini jatuhnya karena cinta lagi. Lebih sakit lagi.
Tapi kadang kita itu ga ada
kapoknya. Udah tahu masih sakit hatinya karena patah hati, masih aja cari
perkara dengan kepo-kepo orang yang mematahkan hati kita. Emangnya hatinya ga
tambah sakit apa?
“YES! Gue udah seminggu berhasil ga kepo-kepo medsosnya dia.”
Kalimat di atas adalah kalimat
yang sering diucapkan orang-orang yang ‘katanya’ berhasil move on. Tapi
biasanya ya, setelah terlontar kalimat itu, kita diuji sama Allah. Tiba-tiba
ntah kenapa, ntah bagaimana, hati ini tiba-tiba penasaran. “Ah, gapapa. Sekali aja deh, buka medsosnya. Abis itu ngga lagi.
Sumpah.” Lalu, jari inipun bergerak cekatan searching ID medsosnya ;
Twitter, Path, Facebook, Instagram, Snapchat, Status Whatsapp, Status Line –
semuanya diperiksa satu-satu. Ga tanggung-tanggung, bukan status terakhir, twit
terakhir, gambar terakhir dia yang dibaca dan dilihat – tapi dari status
terakhir yang dibaca alias dari minggu lalu sampai hari ini dibaca sampe tamat.
Terus,
apa gunanya ga kepo-kepo medsosnya dia selama seminggu, kalau seminggu kemudian
dibaca semua medsosnya dari awal ga kepo sampe sekarang?
Ujung-ujungnya baper lagi. Luka
hatinya menganga lagi. Air mata turun lagi. Keadilan Tuhan dipertanyakan lagi.
Semua itu gara-gara rasa penasaran yang sedikit, rusak sudah usaha move on kita
selama ini. Hancurr lebuurr, hancuurr.
Kawan, gue sebagai manusia,
sebagai wanita biasa, tahu banget posisi kayak gini. Gue juga merasakan hal
yang sama. Rasa penasaran yang tinggi akan dirinya bikin usaha gue untuk
menjaga hati berantakan sudah, ketika gue udah mulai iseng kepo-kepo medsos
orang yang sempat ada di hati gue. Kepingan hati yang sudah mulai tersusun
rapi, jatuh berantakan lagi karena kesenggol benda yang namanya ‘kepo’.
Negatifnya media sosial itu
memang terkadang adalah sumber dari kegalauan hati yang patah. Gue yakin
banget, orang bisa jadi susah move on gara-gara orang yang dia suka itu aktif
di media sosial. Coba kalau si do’i ga aktif di media sosial, pasti move onnya
cepet. Apalagi kalau dia tipe orang yang kalau jawab sesuatu di medsos itu baru
dua hari kemudian, minggu depannya atau bahkan bulan depan baru dijawab, pasti
kalian cepet lupa sama orang macam begini. Udah gitu jarang ketemu pula.
Gampang deh, say goodbye nya. Walaupun mungkin ga gampang banget juga, tapi
setidaknya lebih cepet move on ketimbang orang yang do’inya aktif banget di
media sosial dan kitanya juga aktif di media sosial. Susah kalau sama-sama
aktif di dunia maya itu :|
Kalau dia aktif banget di dunia
maya, kadang ngeselinnya itu adalah pas lagi scroll ke bawah, eh twitnya dia
ada timeline, eh statusnya muncul di home, eh fotonya muncul di home instagram
dan eh eh lainnya. Bikin jantung berdegup kencang menahan sakit yang datang
tiba-tiba. Gara-gara ngeliat dia yang berseliweran di media sosial, walaupun
sakit hati ini – tetep aja tangan ini jadi gatel pengen mencet Idnya dia. Si
kepo pun muncul kembali, rasa penasaran kita melambung tinggi. Jadi deh, kebuka
semua isi twitternya, status facebooknya, foto-foto terakhirnya di instagram,
dll. Maka hari itu, para setan-setanpun berhasil melaksanakan tugasnya –
membuat perasaan yang tak seharusnya muncul kembali di hatimu, hati kalian dan
hati gue. Astaghfirullahal'adzim.
Jujur, gue juga kadang masih suka
kesel sama diri sendiri kalau masih tergoda kepo-kepo macam begitu. Udah tahu
sakit, masih aja iseng buka-buka medsosnya. Udah tahu bahwa mungkin ini sudah
pertanda dari Allah, kalau dia bukan pria terbaik untuk gue – setidaknya untuk
sekarang. Tapi kok ya, masih aja penasaran.
Ketika itu terjadi, gue tahu itu
adalah suatu kesalahan yang fatal dalam usaha gue memperbaiki diri dan menjaga
hati. Dan gue adalah tipe orang yang ketika ‘down’ ga suka di ganggu. Maka, gue
minimalisir segala kegiatan media sosial gue dan gue jadi banyak merenung.
Meminta terus sama Allah, supaya Allah terus menjaga hati gue yang sekarang
lagi dalam proses membenahi hati yang berserakan. Karena terlalu lama bermain
hati itu bahaya, perasaan jadi jatuh terlalu dalam dan akan susah
diperbaikinya.
Sampai suatu ketika, gue ga
sengaja baca disuatu tempat (sayangnya gue lupa di mana), ada kata-kata bagus
seperti ini bunyinya :
“Ketika Zulaikha mengejar cinta
Nabi Yusuf,
semakin jauh Nabi Yusuf darinya.
Ketika Zulaikha mengejar cinta
Allah,
Allah datangkan Nabi Yusuf
untuknya.”
Dekati Allah, maka jodoh kalian
akan semakit dekat. Terlepas siapapun orangnya. Apakah benar memang dia yang
sempat mematahkan hati kita, jodoh yang sudah di siapkan Allah atau Allah
berikan orang lain untuk kita. Biarkan Allah yang memilihkan, bukan kita yang
memaksa Allah untuk dipilihkan orang yang sekarang ada di hati kita. Karena baik
atau tidaknya jodoh kita nanti, tergantung dari kita sendiri memperbaiki diri
kita sekarang.
Manusia kadang sok tahu, seolah
merasa paling benar dan paling tahu. Berusaha terus meyakinkan Allah, bahwa dia
jodoh yang dicari selama ini. Kenapa Allah harus diyakinkan? Allah sudah paling
tahu siapa jodoh terbaik kita kan? Kenapa memaksa terus ingin dijodohkan dengan
dia yang sekarang ada di hati kita? Kalau itu terjadi, itu sama saja kita tidak
percaya bahwa Allah Maha Tahu yang terbaik bagi kita, kan?
Ayolah, mari sama-sama berhenti
meronta-ronta karena ingin dijodohkan dengannya. Coba bayangkan, dia sudah
menyakiti hati kita sedemikian rupa, menolak berkali-kali ketika berusaha
mendekatinya, apa yang mau diharapkan darinya? Kesalahan terbesar kita adalah
menggantungkan harapan tinggi kepada manusia bukan kepada Allah sang pemilik
cinta. Wajar, kalau kita jatuh berkali-kali tanpa ampun karena cinta.
Gantungkan harapan itu ke Allah, bukan ke manusia.
“Tak akan pernah patah hati orang
yang menjadikan Allah sebagai cinta pertamanya. Saat cintanya diabaikan oleh
seorang manusia, jiwanya selalu bergumam, ‘Allah, asal Engkau mencintaiku, aku
tak akan peduli apa pun sikap manusia kepadaku’
Sering kali, orang yang memiliki kepasrahan
jiwa seperti itu, jiwanya damai, wajahnya bercahaya. Sehingga banyak orang yang
berbondong-bondong mendekat dan mencintainya.”
-@muda_berdakwah
Yuk, sama-sama berubah ke arah
yang lebih baik, berhenti kepo-kepo dan ucapkanlah mantra ajaib ini
berulang-ulang, ketika kita sedang merasakan cinta yang berlebihan kepada manusia : ‘Ma Fii Qalbii Ghairullah’ – ‘Tiada di
hatiku melainkan Allah’
“Semoga
hati kita selalu untuk-Nya bukan untuknya, ya.”
14 comments
Jleb... Ngena banget
ReplyDeleteTop markotop dhir (y)
Jleb... Ngena banget
ReplyDeleteTop markotop dhir (y)
curhat.. bahkan pria yang supercuek ga update pun bisa bikin gimanaa gitu di medsos gara-gara liat medsos temennya... yak temennya.. walaupun temennya (sebut saja "a") cuma bilang "dia suka si x" terus temen lain (b) "gak, lah, ga mungkin" eh direply sama (a) "buktinya blabla"... wkwk walaupun ga berarti bener dan kalo pun bener, saat ini bisa aja udah ga gitu lagi.. terus kepoin siapa yang disukainya itu.. wkwkkw jadi curhat kepanjangan :D
ReplyDeletetapi ah sudahlah serahkan ama allah aja yang tau yang terbaik. da kita mah usaha ama doa doang atuh :D
Hahaha bagus kak dhir, ngena banget!
ReplyDeleteSmg dgn tulisannya kak dhira ini bikin semua insan sadar buat ga kepo2 lagi (termasuk saya) hehe aamiiin :D
Huhu... kesindiirrr deh...
ReplyDeleteTerimakasih Dhira sudah mengingatkan :") Yuk bareng-bareng berhenti dari per-kepo-an \m/
ReplyDeleteAlhamdulillah, seperti memecahkan soal dan inilah rumusnya ^_^
ReplyDeletemedsos menjalin silaturahin, hihihihi
ReplyDeleteArtikel yang keren untuk yang ke sekian kalinya, Kak! T.T
ReplyDeleteHahaha... self control... :D
ReplyDeleteaiiih bisa pas bgt ceritanya kak dhir :D
ReplyDeletemau ngurang2in kepo deh, eh tapi kalo orangnya sering muncul di home kita sama aja boong dong?
mau gak mau kan kebaca dan akhirnya jadi baper sendiri hehehe
Mb Dira si Feeling.. tulisannya keren2, selalu dapet di hati pembaca.. Hihii
ReplyDeleteAhh kak dhir, tp kadang kepo sama orang yg baru dikenal itu bikin kita tahu gimana dia ternyata, baikkah? Tahu kehidupannya yg nyata, dan jadinya ngebuka mata hati kita bahwa bukan dia orangnya atau bahwa mungkin dia orangnya...
ReplyDeleteIni seperti main gambling 50:50 sih, ujungnya kalau g kecewa ya jadinya senyum senyum sendiri g jelas, nah ini yg aku juga paham kalau g boleh karena setan jua yg kan memulai perannya disini, ehh sama aja ding, kalau hasilnya kecewa juga setan punya cara lain mainin hati ya???
Yaaak, jadi bingung... -,-
Oke kak, mau ngurangin kepo biar bapernya g meluber luber....
Makasih kak....
Kalau aku, klo tujuannya ta'aruf, gpp. Tp tetap dalam batas sewajarnya, untuk sekedar tahu. Jd hatinya masih tetap terjaga dan ga berharap banyak sama dia :)
Delete