Namamu Siapa?
February 05, 2016
-FLASH FICTION-
(Serial Volkert Family 7 : dari
sudut pandang : salah satu dari empat sepupu sebaya)
Genre
: Romance
Sinopsis
: Aku penasaran setengah mati, siapa gerangan namamu?
Word Count : 418/500
Ini bukan pertama kalinya aku
melihatnya masuk ke dalam cafe ini. Wanita itu mungil seperti Thumbelina. Dia
yang ntah kenapa biasa saja menurut ketiga sepupuku, tampak menarik di kedua
mataku. Badannya tampak seperti anak kecil di tengah para raksasa Jerman. Dan juga
tampak mungil jika dia bersebelahan denganku, karena….aku juga raksasa. Hmm.
Hari
ini ia berhasil masuk ke dalam cafe dengan tenaga ekstra mendorong pintu
seperti biasa. Seringnya
aku bertemu dengannya di cafe ini, membuatku dapat menyimpulkan 5 fakta menarik
tentangnya; satu, setelah berhasil
mendorong pintu, ia selalu membetulkan letak ransel merah mudanya lalu berjalan
riang untuk memesan minuman. Dua, wanita mungil ini selalu memesan
minuman yang sama; Caramel Macchiato. Tiga, Ia pasti selalu duduk di depan jendela besar yang
langsung menghadap ke tengah kota. Empat,
aku berani bertaruh dia pasti orang Indonesia. Lima, rrr tidak usah dilanjutkan. Karena ini adalah fakta
menyebalkan. Aku belum tahu na..
“Namanya
siapa sih dia? Gue pernah liat dia disuatu tempat selain di cafe ini.“ Salah satu sepupuku tiba-tiba
berbicara.
“Gue juga.“ Sepupu yang lain
menimpali.
“Gue ngga.“ Sepupu yang ini
menjawab dingin.
Aku masih menatapnya sekilas,
wanita itu sedang serius menulis sesuatu di buku catatan berwarna merah muda. Aha,
fakta keenam, sepertinya dia suka
warna pink.
“Diem
aja? Gamau cari tau namanya?“ Sepupuku
yang maniak green tea tiba-tiba membuyarkan konsentrasi.
“Tinggal
liat aja itu di gelas plastiknya namanya siapa. Kan biasanya ditulis namanya.”
Ujar sepupuku yang lain sambil menggigit roti mozarella.
Aku
menarik nafas panjang, resah. Ketiga sepupuku tertawa terbahak-bahak melihat
tingkahku, wanita itu berhenti menulis dan menolehkan kepalanya ke arah meja
tempat kami duduk. Ketiga sepupuku tiba-tiba diam dan jantungku hampir merosot
dari tempatnya biasa berdetak. Stupid
cousins.
Aku
melihatnya menjawab telepon, wajahnya tiba-tiba panik. Ia langsung membereskan
barang-barangnya yang berserakan di atas meja ke dalam tas ransel merah mudanya, menghabiskan caramel
macchiatonya, lalu pergi sambil setengah berlari menuju pintu keluar yang berat
itu.
Sepertinya ada sesuatu yang
tertinggal di atas meja. Benda itu terdorong agak ujung, hampir jatuh. Aku
berdiri, meninggalkan ketiga sepupuku yang mengerutkan kening, lalu berjalan ke
arah meja bekas si Thumbelina itu duduk. Benda itu bergerak turun jatuh dari
meja dan aku menangkapnya dengan segera; sebuah
buku catatan berwarna merah muda. Sepertinya itu buku catatan yang tadi ia
pakai untuk menulis.
Buku
itu jatuh di tanganku dengan posisi terbuka di halaman pertama. Sang buku catatan
tidak sanggup menjaga rahasia pemiliknya, halaman pertama itu memberitahuku
dengan sangat jelas siapa nama si Thumbelina. Senyumku mengembang, lalu aku
bergegas menuju pintu keluar.
Sofia, namanya Sofia…
----------------------------------------------
Volkert Family 1, Chat Room Keluarga Masa Kini 1 : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/chat-room-keluarga-masa-kini-1.htmlVolkert Family 2, Ketika Cinta Begitu Berat : http://www.nadhiraarini.com/2015/09/ketika-cinta-begitu-berat.html
Volkert Family 3, Ketika Aku Merindukannya : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/ketika-aku-merindukannya.html
Volkert Family 4, Chat Room; Keluarga Masa Kini 2 - Salah Jalan : http://www.nadhiraarini.com/2015/12/chat-room-keluarga-masa-kini-2-salah.html
Volkert Family 5, Ketika Kenyataan Itu Memilukan : http://www.nadhiraarini.com/2016/01/ketika-kenyataan-itu-memilukan.html
Volkert Family 6, Buku Catatan Terkutuk : http://www.nadhiraarini.com/2016/02/buku-catatan-terkutuk.html
0 comments